FARIS
DWI RISTIAN
107261407223
PENDIDIKAN
SEJARAH/OFF B
TUGAS SEJARAH MARITIM
USAHA PERIKANAN DAN ORGANISASI PENANGKAPAN IKAN
Usaha penangkapan ikan dipantai
Utara Jawa dan Madura, tidak hanya dilakukan oleh nekayan-nelayan Jawa dan
Madura. Pada tahun 1920, nelayan-nelayan Makasar dan Bugis cukup berperan di
Banyuwangi, Pantai selatan Besuki, kepulauan Seribu, Sapudi dan Tangerang.
Dipantai utara Jawa usaha penangkapan ikan dapat dibagi 2, salah satunya
nelayan yang mata pencaharian sebagai sampingan setelah pertanian. ini dapat
dijumpai didaerah pantai Tegal, Brebes, Indramayu, Cirebon, Pasuruan. Kedua,
nelayan sebagai mata pencaharian utama dan dapat dijumpai dipantai Timur
Sumatra, Nusa Tenggara, pantai Teluk Bani dan sekitarnya, pulau di pesisir
Barat Sulawesi. Biasanya nelayan yang mata pencahariannya sebagai sampingan
melakukan penangkapan ikan hanya saat-saat tertentu dikala waktu senggang.
sedang nelayan yang penuh setiap saat sepanjang tahun, siang atau malam keadaan
laut memungkinkan nelayan secara penuh mendapatkan penangkapan ikan skala besar
jangkauan penangkapan kapas pantai. Inipun nelayan dalam 1 awak terdiri dari beberapa
orang keahlian masing-masing misal ada salah satu orang yang tahu keberadaan
ikan, otomatis disini nanti akan berbagi hasil sesuai dengan peranan
masing-masing.
Lingkungan Penangkapan Ikan Laut Jawa.
Berdasarkan topografi dasar lautan,
perairan Indonesia secara garis besar dikelompokkan dalam tiga lingkungan
perairan yaitu:
1.
Perairan Dangkal Sunda (kedalaman 40m sampai 100m)
2.
Perairan dangkal Paparan Sahukl (kedalaman 30-90m ini berkarang dan airnya
jernih)]
3.
Laut dalam Indonesia Timur (kedalaman 500-512m)
Paparan Sunda meliputi daerah
perairan yang menghubungkan Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dengan daratan
Asia, meliputi Cina bagian selatan, selat Malaka, laut Jawa dan Teluk Thailand.
Paparan Sahul menghubungkan pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dengan daratan
Australia, juga meliputi lautan Arafuru. Laut dalam Indonesia Timur meliputi
wilayah selat Makasar, laut Sulawesi, laut Banda, laut Sewu.
Mempunyai ciri seperti paparan
Sunda, cukup tinggi, yakni tingkat kekeruhan yang diukur dari kadar seston atau
partikel-partikel melayang dalam air, lebih kaya ikan karena tempat hidupnya
plankton dimana hewan ini menempati paling utara pada rantai makanan ikan.
Dimana banyak muara sungai didaerah paparan Sunda memberikan pembentukan unsur
hara, sinar matahari dan angin. disini dalam lautan Indonesia Timur tingkat
plankton dimana salah satu makan ikan inipun jumlah tidak sebanyak paparan
Sunda, otomatis memberi pengaruh pada jumlah ikan.
Spesies dan Zona Penangkapan Ikan
Diperkirakan jenis ikan yang ada di
Laut Jawa sama dengan jenis ikan yang ada diperairan Indonesia. Berdasarkan
Bleeker, diperairan laut Jawa sekitar 500 spesies ikan. Weber dan De Beaufort
sekitar 850 jenis ikan. Delsman dan Herdenbeng memperkirakan 1500 jenis ikan
hidup diperairan laut Jawa. Menurut Maxwell, bahwa terdapa 250 jenis ikan hidup
di perairan laut Jawa. menurut Maxwell, bahwa terdapat 250 ikan yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi.
Dari berbagai jenis ikan yang ada,
ikan kemuru, kembung, tengiri, layang, teri, merupakan jenis ikan yang
terpenting. Ikan diperairan Jawa dan Madura biasanya ditangkap dalam jumlah
yang banyak. Ada beberapa jenis ikan layang, dimana disetiap musim berganti
tempat. Ikan layang adalah jenis ikan palogis yang hidup pada habitat laut yang
dalam, air laut yang jernih, dengan salinitas diatas 34‰ 47. Migrasi ikan
layang keperairan yang salinitas airnya tinggi jauh diperairan lepas pantai
utara Jawa misal mempunyai kaitan dengan yang nyata dengan perkembangan usaha
penangkapan ikan dekat pantai.
Teknologi dan Jenis Penangkapan Ikan
Dari perbedaan teknologi penangkapan
ikan sangatlah mungkin terjadi sebagaimana halnya perbedaab lingkungan
penangkapan yang ada dan sasaran ikan yang diharapkan. Keanekaragaman seperti
itu terlihat pada perahu yang dipakai untuk menangkap ikan. Pertama, perahu
tipe jukung, yakni perahu yang berukuran kecil, dibuat dari sebuah batang pohon
yang dibentuk menjadi perahu dengan kadang-kadang mempertinggi sampingnya
dengan tambahan papan. kedua adalah tipe masang, yakni tipe perahu yang
berukuran besar, yang dibangun seluruhnya dari papan, baik dengan haluan yang
membesar, haluan dan buritan yang melengkung atau tidak.
biasanya perahu tipe jukung atau
sampan untuk menangkap ikan diperairan dekat pantai. Sedangkan perahu tipe
mayang digunakan untuk penangkapan ikan lepas pantai. Daerah-daerah lain yang
memproduksi perahu antara lain Cirebon, Jepara, Juana. Dan menurut etimologi
Jawa, kala mayang dan bayang merupakan kala bentukan dari kala
layang.
Alat bantu untuk menangkap ikan terutama
jaring. Salah satu jenis jaring ini untuk menangkap ikan layang yang mempunyai
ukuran besar, jaring ini mempunyai sebuah kantong dibagian tengahnya, dengan
bibir kantong yang diskontruksi khusus sehingga memudahkan ikan dapat
tertangkap. Lubang jaring dibagian sayap berukuran cukup besar dan sedikit demi
sedikit menjadi kecil kearah kantong. Hal ini, jaring yang dipakai jenis mayang
adalah nelayan-nelayan penuh. Jenis jaring apung yang mempunyai konstruki
berbeda dengan jaring mayang tidak mempunyai kantong ikan sebagaimana jenis
payang. dengan itu penangkapan ikan ada selain menggunakan jaring yaitu
pancing. Salah satu jenis seperti pancing rawa terdiri dari 200-6-- mata
pancing dari berbagai ukuran.
Dalam penangkapan ikan ada 2 jenis,
pertama usaha penangkapan ikan lepas pantai menggunakan jaring payama, jaring
apung, sedang nelayan yang dekat pantai biasa menggunakan jaring payang
pinggir.
Organisasi Nelayan : Modal Usaha dan Kerja Nelayan
Organisasi untuk para nelayan lepas
pantai lebih komplek karena dalam nelayan lepas pantai banyak membutuhkan
tenaga dan peranan-peranan orang Sawi dengan keahliannya sedangkan nelayan
dekat pantai mempunyai organisasi kerja yang lebih sederhana. perbedaan dari
keduanya jumlah nelayan yang terlibat lebih sedikit dibandingkan dengan
penangkapan ikan dengan jaringan payang tengah. Penangkapan ikan dengan Seru
juga mempunyai organisasi yang cukup rumit. sebenarnya fungsi organisasi sosial
suatu usaha penangkapan adalah hubungan ketergantungan yang saling melengkapi antara
nelayan pada penangkapan ikan lepas pantai banyak tehnik operasional yaitu
sistem jemputan membedakan penangkap ikan dan pengangkut ikan. Sistem jemputan
sangat cocok untuk mengatasi kendala penangkapan ikan yang pada umumnya
waktunya terbatas. Biasanya nelayan lepas pantai memerlukan modal yang besar
dan memerlukan organisasi yang komplek biasanya ada peranan masing-masing ada
pemilik perahu dan didalam orang-orang sesuai dengan keahliannya dan berbagi
hasil sesuai dengan peranan masing-masing orang.
Pengolahan dan Pengawetan Ikan
Di Indonesia beriklim tropis ini
akan dapat membusukkan ikan dalam beberapa jam. Dari berbagai jenis pengawetan
yaitu pengasapan dan terik matahari, pengawetan. Bahan pengawetan satu-satunya
yang digunakan adalah garam. Dan pengauran es untuk pengawetan sampai akhir
paroh pertama abad ke 20. Beberapa jenis-jenis khusus ikan yang diawetkan,
seperti ikan sesuai dengan pengawetan pemindangan biasanya ikan tongkol, jika
diasinkan ikan pedo. Pengeringan jenis ikan gereh dan pengasapan (ikan asap)
biasanya jenis ikan cakalang. dengan cara pengawetan ini otomatis memberikan
luasnya wilayah pemasaran ikan, ke daerah-daerah tersebut tidak produksi
penangkapan ikan laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar