Kamis, 13 Desember 2012

TUGAS SEJARAH MARITIM


FARIS DWI RISTIAN
107261407223
PENDIDIKAN SEJARAH/OFF B
TUGAS SEJARAH MARITIM

USAHA PERIKANAN DAN ORGANISASI PENANGKAPAN IKAN
            Usaha penangkapan ikan dipantai Utara Jawa dan Madura, tidak hanya dilakukan oleh nekayan-nelayan Jawa dan Madura. Pada tahun 1920, nelayan-nelayan Makasar dan Bugis cukup berperan di Banyuwangi, Pantai selatan Besuki, kepulauan Seribu, Sapudi dan Tangerang. Dipantai utara Jawa usaha penangkapan ikan dapat dibagi 2, salah satunya nelayan yang mata pencaharian sebagai sampingan setelah pertanian. ini dapat dijumpai didaerah pantai Tegal, Brebes, Indramayu, Cirebon, Pasuruan. Kedua, nelayan sebagai mata pencaharian utama dan dapat dijumpai dipantai Timur Sumatra, Nusa Tenggara, pantai Teluk Bani dan sekitarnya, pulau di pesisir Barat Sulawesi. Biasanya nelayan yang mata pencahariannya sebagai sampingan melakukan penangkapan ikan hanya saat-saat tertentu dikala waktu senggang. sedang nelayan yang penuh setiap saat sepanjang tahun, siang atau malam keadaan laut memungkinkan nelayan secara penuh mendapatkan penangkapan ikan skala besar jangkauan penangkapan kapas pantai. Inipun nelayan dalam 1 awak terdiri dari beberapa orang keahlian masing-masing misal ada salah satu orang yang tahu keberadaan ikan, otomatis disini nanti akan berbagi hasil sesuai dengan peranan masing-masing.
Lingkungan Penangkapan Ikan Laut Jawa.
            Berdasarkan topografi dasar lautan, perairan Indonesia secara garis besar dikelompokkan dalam tiga lingkungan perairan yaitu:
1. Perairan Dangkal Sunda (kedalaman 40m sampai 100m)
2. Perairan dangkal Paparan Sahukl (kedalaman 30-90m ini berkarang dan airnya jernih)]
3. Laut dalam Indonesia Timur (kedalaman 500-512m)
            Paparan Sunda meliputi daerah perairan yang menghubungkan Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dengan daratan Asia, meliputi Cina bagian selatan, selat Malaka, laut Jawa dan Teluk Thailand. Paparan Sahul menghubungkan pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dengan daratan Australia, juga meliputi lautan Arafuru. Laut dalam Indonesia Timur meliputi wilayah selat Makasar, laut Sulawesi, laut Banda, laut Sewu.
            Mempunyai ciri seperti paparan Sunda, cukup tinggi, yakni tingkat kekeruhan yang diukur dari kadar seston atau partikel-partikel melayang dalam air, lebih kaya ikan karena tempat hidupnya plankton dimana hewan ini menempati paling utara pada rantai makanan ikan. Dimana banyak muara sungai didaerah paparan Sunda memberikan pembentukan unsur hara, sinar matahari dan angin. disini dalam lautan Indonesia Timur tingkat plankton dimana salah satu makan ikan inipun jumlah tidak sebanyak paparan Sunda, otomatis memberi pengaruh pada jumlah ikan.
Spesies dan Zona Penangkapan Ikan
            Diperkirakan jenis ikan yang ada di Laut Jawa sama dengan jenis ikan yang ada diperairan Indonesia. Berdasarkan Bleeker, diperairan laut Jawa sekitar 500 spesies ikan. Weber dan De Beaufort sekitar 850 jenis ikan. Delsman dan Herdenbeng memperkirakan 1500 jenis ikan hidup diperairan laut Jawa. Menurut Maxwell, bahwa terdapa 250 jenis ikan hidup di perairan laut Jawa. menurut Maxwell, bahwa terdapat 250 ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
            Dari berbagai jenis ikan yang ada, ikan kemuru, kembung, tengiri, layang, teri, merupakan jenis ikan yang terpenting. Ikan diperairan Jawa dan Madura biasanya ditangkap dalam jumlah yang banyak. Ada beberapa jenis ikan layang, dimana disetiap musim berganti tempat. Ikan layang adalah jenis ikan palogis yang hidup pada habitat laut yang dalam, air laut yang jernih, dengan salinitas diatas 34‰ 47. Migrasi ikan layang keperairan yang salinitas airnya tinggi jauh diperairan lepas pantai utara Jawa misal mempunyai kaitan dengan yang nyata dengan perkembangan usaha penangkapan ikan dekat pantai.
Teknologi dan Jenis Penangkapan Ikan
            Dari perbedaan teknologi penangkapan ikan sangatlah mungkin terjadi sebagaimana halnya perbedaab lingkungan penangkapan yang ada dan sasaran ikan yang diharapkan. Keanekaragaman seperti itu terlihat pada perahu yang dipakai untuk menangkap ikan. Pertama, perahu tipe jukung, yakni perahu yang berukuran kecil, dibuat dari sebuah batang pohon yang dibentuk menjadi perahu dengan kadang-kadang mempertinggi sampingnya dengan tambahan papan. kedua adalah tipe masang, yakni tipe perahu yang berukuran besar, yang dibangun seluruhnya dari papan, baik dengan haluan yang membesar, haluan dan buritan yang melengkung atau tidak.
            biasanya perahu tipe jukung atau sampan untuk menangkap ikan diperairan dekat pantai. Sedangkan perahu tipe mayang digunakan untuk penangkapan ikan lepas pantai. Daerah-daerah lain yang memproduksi perahu antara lain Cirebon, Jepara, Juana. Dan menurut etimologi Jawa, kala mayang dan bayang merupakan kala bentukan dari kala layang.
            Alat bantu untuk menangkap ikan terutama jaring. Salah satu jenis jaring ini untuk menangkap ikan layang yang mempunyai ukuran besar, jaring ini mempunyai sebuah kantong dibagian tengahnya, dengan bibir kantong yang diskontruksi khusus sehingga memudahkan ikan dapat tertangkap. Lubang jaring dibagian sayap berukuran cukup besar dan sedikit demi sedikit menjadi kecil kearah kantong. Hal ini, jaring yang dipakai jenis mayang adalah nelayan-nelayan penuh. Jenis jaring apung yang mempunyai konstruki berbeda dengan jaring mayang tidak mempunyai kantong ikan sebagaimana jenis payang. dengan itu penangkapan ikan ada selain menggunakan jaring yaitu pancing. Salah satu jenis seperti pancing rawa terdiri dari 200-6-- mata pancing dari berbagai ukuran.
            Dalam penangkapan ikan ada 2 jenis, pertama usaha penangkapan ikan lepas pantai menggunakan jaring payama, jaring apung, sedang nelayan yang dekat pantai biasa menggunakan jaring payang pinggir.
Organisasi Nelayan : Modal Usaha dan Kerja Nelayan
            Organisasi untuk para nelayan lepas pantai lebih komplek karena dalam nelayan lepas pantai banyak membutuhkan tenaga dan peranan-peranan orang Sawi dengan keahliannya sedangkan nelayan dekat pantai mempunyai organisasi kerja yang lebih sederhana. perbedaan dari keduanya jumlah nelayan yang terlibat lebih sedikit dibandingkan dengan penangkapan ikan dengan jaringan payang tengah. Penangkapan ikan dengan Seru juga mempunyai organisasi yang cukup rumit. sebenarnya fungsi organisasi sosial suatu usaha penangkapan adalah hubungan ketergantungan yang saling melengkapi antara nelayan pada penangkapan ikan lepas pantai banyak tehnik operasional yaitu sistem jemputan membedakan penangkap ikan dan pengangkut ikan. Sistem jemputan sangat cocok untuk mengatasi kendala penangkapan ikan yang pada umumnya waktunya terbatas. Biasanya nelayan lepas pantai memerlukan modal yang besar dan memerlukan organisasi yang komplek biasanya ada peranan masing-masing ada pemilik perahu dan didalam orang-orang sesuai dengan keahliannya dan berbagi hasil sesuai dengan peranan masing-masing orang.

Pengolahan dan Pengawetan Ikan
            Di Indonesia beriklim tropis ini akan dapat membusukkan ikan dalam beberapa jam. Dari berbagai jenis pengawetan yaitu pengasapan dan terik matahari, pengawetan. Bahan pengawetan satu-satunya yang digunakan adalah garam. Dan pengauran es untuk pengawetan sampai akhir paroh pertama abad ke 20. Beberapa jenis-jenis khusus ikan yang diawetkan, seperti ikan sesuai dengan pengawetan pemindangan biasanya ikan tongkol, jika diasinkan ikan pedo. Pengeringan jenis ikan gereh dan pengasapan (ikan asap) biasanya jenis ikan cakalang. dengan cara pengawetan ini otomatis memberikan luasnya wilayah pemasaran ikan, ke daerah-daerah tersebut tidak produksi penangkapan ikan laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar